Kelas 8
Sekolah Alam Cikeas
SMP SEKOLAH ALAM CIKEAS MENUJU NOL KG SAMPAH Sekolah Alam Cikeas adalah salah satu sekolah berbudaya lingkungan yang sudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata di tingkat Nasional. Predikat tersebut tentunya menjadi sebuah tantangan untuk tetap konsisten menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang ramah terhadap lingkungan. Perubahan perilaku manusia adalah sebuah tantangan yang tersulit dalam permasalahan lingkungan. Karena pola kebiasaan ramah terhadap lingkungan tidak menjadi sebuah perilaku yang dibudayakan. Masih banyak manusia yang belum peduli dan belum mengetahui nilai (value) dari konsistensi hidup ramah dengan lingkungan.
Integrated Environmental Learning dalam dunia pendidikan dirasakan sangat perlu dikembangkan oleh seluruh sekolah di Indonesia. Karena perubahan budaya itu bisa terjadi dengan merubah kebiasaan-kebiasaan dan perilaku dari manusianya. Sekolah adalah tempat yang ideal membangun kebiasaan-kebiasaan yang positif. Tentunya di dalam lingkungan sekolah perlu didukung dengan kurikulum yang terintegrasi dan kegiatan belajar mengajar. Akan bermunculan ide-ide, inovasi dan kreatifitas siswa dalam proses belajar yang bersahabat dengan lingkungan. Tentunya valuenya akan dirasakan oleh sekolah tersebut atau dapat dirasakan juga oleh masyarakat secara umum. Kegiatan belajar yang terintegrasi dengan lingkungan tentunya harus memiliki tolak ukur atau sasaran mutu. Sebagai contoh jika sekolah akan menerapkan program Zero Waste Management tentunya program-program kegiatan yang dikembangkan oleh sekolah harus disusun dengan standar prosedur operational yang baku. Tolak ukur keberhasilannya adalah dengan mendata proses dan progress produksi sampah setiap harinya yang dihasilkan dari setiap ruang kelas atau divisi manajemen masing-masing. Nilai yang ingin dikembangkan tentunya adalah bagaimana kita sebagai manusia dapat mengurangi produksi sampah dan melakukan pengaturan sistem agar di lingkungan sekolah produksi sampah dapat diminimalisasi. Pembiasaan perilaku ini akan memiliki dampak masa depan dengan menghasilkan generasi-generasi yang kritis dan peduli dengan sampah. Sekolah Alam Cikeas akan berusaha secara konsisten mengembangkan usaha mengurangi produksi sampah di sekolah dengan cara memilah sampah organic dan anorganik. Sampah organik akan didaur secara alami dengan menggunakan media Magot (larva lalat) dan sebagian lagi dimasukkan ke dalam lubang biopori untuk diurai menjadi pupuk organik. Sampah berupa botol plastik akan dikumpulkan di unit Bank Sampah untuk dimanfaatkan oleh unit 3 R untuk keperluan sekolah. Produksi sampah di Sekolah Alam Cikeas akan ditimbang setiap harinya dan ditargetkan beratnya akan mendekati nol Kilogram. Jenis-jenis sampah yang ditimbang setiap hari adalah jenis sampah residu dan sampah yang tidak bisa dimanfaatkan lagi seperti kertas yang rusak, kotoran debu, plastic berminyak sisa makanan, bekas rautan pinsil, sedotan, dan lidi bekas tusukan makanan. Setiap hari siswa menimbang dan mendata berat sampah yang dihasilkan oleh setiap kelas. Harapannya sampah yang diproduksi hari ini beratnya lebih ringan dari sampah yang dihasilkan kematin dan tentunya beratnya sudah mendekati nol kilogram. Sistem inilah yang akan terus dikembangkan oleh sekolah untuk dapat mengurangi jumlah produksi sampah di lingkungan sekolah. Leave a Reply. |
AuthorKelas 8 Sekolah Alam Cikeas Archives
March 2021
Categories |
22/10/2018
0 Comments