MEMBANGUN KEDISIPLINAN SISWA SAAT PEMBELAJARAN JARAK JAUH
“Discipline is helping a child solve a problem. Punishment is making a child suffer for having a problem. To raise problem solvers, focus on solutions not retribution.”– L.R.Knost –
Sudah hampir satu tahun pembelajaran jarak jauh (PJJ) dilaksanakan di sekolah-sekolah di Indonesia. Banyak beragam cerita yang terdengar ketika PJJ ini diberlakukan di negeri kita tercinta ini. Mulai dari tingkah laku anak-anak yang tidak biasa di depan laptop karena mengalami kebosanan belajar di rumah. Orang tua yang mulai kehilangan kesabaran saat mendampingi anaknya ketika PJJ. Bahkan guru pun mengalami kebingungan ketika fasilitas sekolah yang tidak mendukung untuk melaksanakan PJJ.
Guru sebagai ujung tombak sekolah yang secara langsung berinteraksi dengan siswa harus memutar otak agar proses pembelajaran terus berjalan. Berbagai macam usaha harus dilakukan agar membuat siswa nyaman ketika melakukan PJJ. Orang tua banyak yang menuntut agar guru tetap memberikan layanan terbaik buat anaknya. Terutama ketika orang tua yang mulai merasakan kedisiplinan anaknya mulai memudar ketika PJJ berlangsung.
Ternyata bukan orang tua saja yang merasakan bahwa kedisiplinan siswa selama PJJ ini menurun. Guru pun mulai merasakannya. Jika pada saat tidak ada wabah Covid-19, guru bisa memantau langsung kedatangan siswa ke sekolah atau memantau langsung pengumpulan tugas atau pekerjaan sekolah yang lain. Namun saat belajar di rumah dengan PJJ maka hal itu tidak mungkin dilakukan.
Pada kondisi normal, biasanya siswa sudah ada di sekolah pada pukul 07.00 WIB. Namun sekarang, saat guru meminta siswa untuk tepat waktu mengikuti pembelajaran secara daring pada pukul 08.00 WIB, banyak siswa yang terlambat. Bahkan ada yang informasinya belum bangun. Atau ketika sudah dalam mengikuti pembelajaran daring banyak siswa yang mematikan kameranya.
Menurunnya kedisiplinan siswa ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Namun faktor yang paling utama adalah guru yang tidak dapat mengamati siswa lebih jelas. Selain itu karena pembelajaran dilakukan di rumah menjadikan siswa lebih santai dalam belajar. Kedua hal ini bisa menyebabkan siswa bangun lebih siang, dapat berpura-pura mempunyai kendala dengan gadget yang digunakan atau berbohong ada masalah dengan jaringannya.
Solusi untuk menyelesaikan masalah ini terletak pada guru, siswa, dan orang tuanya. Guru yang harus lebih tekun mengawasi siswanya. Siswa yang harus lebih jujur pada saat kegiatan PJJ. Kemudian orang tua yang harus bisa bekerja sama dengan sekolah dengan turut mengawasi buah hatinya belajar di rumah.
Khusus untuk guru ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan sikap disiplin siswa-siswanya pada saat PJJ berlangsung. Selain tentunya mempersiapkan rancangan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh guru diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman mengenai situasi yang sedang terjadi.
Pada saat pembelajaran, guru jangan pernah bosan untuk mengingatkan siswa-siswanya bahwa belajar di rumah dengan melaksanakan PJJ merupakan salah satu bentuk pencegahan penularan virus Corona.
2. Memberikan motivasi bahwa belajar bisa dilakukan di mana saja dan dengan siapa saja.
Motivasi sangat diperlukan bagi anak-anak agar semangat belajarnya tidak hilang meskipun dalam kondisi pandemi. Camkan kepada siswa bahwa masa depan akan lebih baik jika kita semua bisa belajar dari setiap kejadian yang menimpa kita.
3. Membuat jadwal teratur bersama.
Belajar di rumah bukan berarti bermalas-malasan. Jelaskan pada siswa situasi yang terjadi bahwa sekolah tetap berlangsung dan hanya dipindahkan ke rumah. Sebagai guru, kita bisa membuat jadwal pelajaran bersama yang fleksibel namun tetap teratur dan konsisten untuk dikerjakan.
4. Membantu siswa menyusun target pribadi.
Memiliki target pribadi merupakan motivasi tersendiri untuk memiliki sikap disiplin dan tanggung jawab untuk melaksanakannya. Guru bisa memandu siswa untuk membuat jadwal harian selama belajar dari rumah, siswa yang menyusun jadwal, menyusun lembar checklist pelaksanaan, dan siswa sendiri yang jujur menilai diri sendiri. Kita berperan sebagai rekan untuk mengingatkan dan memotivasi agar targetnya tercapai.
5. Ciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Meskipun pembelajaran dilakukan secara daring, guru harus memiliki kemampuan untuk merancang RPP yang menyenangkan bagi siswa. Manfaatkan media-media pembelajaran daring yang ada dan modifikasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Jika anak sudah merasa nyaman dengan PJJ maka sikap disiplin itu akan tumbuh dengan sendirinya.
6. Berkomunikasi dengan orang tua siswa
Guru harus mengkomunikasikan rencana pembelajaran dan target yang ingin dicapai siswa kepada orang tua. Tekankan bahwa orang tua merupakan peran sentral dalam pendidikan anak dan sekolah hanyalah sebagai mitra. Pendidikan anak akan berjalan dengan baik jika ada kerja sama yang baik dan saling memahami peran masing-masing antara pihak sekolah dengan orang tua.
Itulah 6 langkah yang bisa dilakukan oleh guru untuk tetap bisa membangun kedisiplinan murid saat belajar dari rumah. Semoga bisa dipraktikkan dan bisa membuat kita berdisiplin juga ketika melakukan kegiatan kita secara daring . (dab)