Trekking bersama keluarga, terutama dengan ayah, bisa menjadi pengalaman yang luar biasa. Tidak hanya menguji fisik dan stamina, tetapi juga mempererat hubungan dan menciptakan kenangan indah di alam bebas.
Dalam rangkaian acara Family Festival PGTK Sekolah Alam Cikeas, kami mengajak para Ayah untuk mendampingi ananda dalam kegiatan trekking. Bagi anak-anak, trekking sebenarnya bukan hal yang asing—sejak jenjang Playgroup, mereka telah terbiasa melakukannya dalam kegiatan outbound. Namun, kali ini akan terasa lebih istimewa karena Ayah turut serta dalam petualangan seru ini. Kehadiran Ayah tidak hanya menambah keseruan perjalanan, tetapi juga menjadi momen berharga untuk mempererat ikatan dengan ananda sambil menjelajahi alam bersama.
Trekking dilakukan secara berkelompok, menciptakan suasana yang seru dan penuh kebersamaan. Terdapat dua jalur yang disediakan, yaitu Trek Basah untuk siswa TKB dan Trek Kering untuk siswa PG serta TKA. Meskipun jalurnya berbeda, keduanya tetap menawarkan pengalaman yang sama serunya.
Pada Trek Basah, peserta akan melewati kebun warga, melintasi jembatan kecil, menyebrangi aliran sungai, serta menghadapi pijakan yang licin dan berlumpur—sebuah tantangan yang menguji keseimbangan dan keberanian. Sementara itu, di Trek Kering, peserta akan menelusuri jalur yang tak kalah menarik, melewati komplek perumahan Puri Cikeas, berjalan di atas tanah merah, hingga menjelajahi kebun lengkuas yang asri.
Di setiap trek, terdapat dua pos pemberhentian yang harus disinggahi oleh setiap kelompok. Di setiap pos ini, para peserta—ayah dan anak—akan berpartisipasi dalam permainan seru yang menguji kekompakan dan kerja sama. Dua permainan yang dimainkan adalah Kuda Bisik dan Menyusun Puzzle.
Dalam permainan Kuda Bisik, suasana penuh keceriaan dan tawa pun tercipta. Para ayah berusaha mendengar dengan saksama setiap kata yang dibisikkan oleh anak-anak mereka, meskipun beberapa anak masih dalam tahap perkembangan artikulasi. Momen ini menjadi tantangan sekaligus pengalaman berharga, di mana ayah dan anak belajar untuk lebih memahami satu sama lain.
Sementara itu, pada permainan Menyusun Puzzle, peserta ditantang untuk bekerja sama menyusun potongan-potongan gambar menjadi bentuk yang utuh. Permainan ini tidak hanya melatih konsentrasi dan ketelitian, tetapi juga memperkuat komunikasi dan kekompakan dalam tim.
Melalui kegiatan ini, Ayah dan anak tidak hanya merasakan keseruan bermain bersama, tetapi juga semakin erat dalam menjalin kebersamaan, membangun kepercayaan, dan saling mendukung satu sama lain sepanjang perjalanan trekking.
Oleh: Ine Agustiyani