Menjaga kebersihan sekolah adalah tanggung jawab seluruh warga sekolah. Di lingkup kelas, tentu saja kebersihan menjadi tugas bersama antara siswa dan guru.
Di sekolah, siswa PGTK memiliki peran istimewa sebagai Polisi Kebersihan yang secara berkala setiap bulannya memeriksa kondisi kebersihan kelas. Bersama Kepala Sekolah, mereka melakukan pengecekan mulai dari kerapian sepatu di rak, kebersihan lantai kelas, susunan tas di loker, kerapian buku di perpustakaan kelas, hingga meja kerja fasilitator.
Pada kesempatan kali ini, sebanyak enam siswa TKB bertugas memeriksa kebersihan kelas TKA Maggot, TKA Semut, dan TKA Kupu-Kupu. Sementara itu, lima siswa TKA mendapat tugas untuk memeriksa kebersihan kelas PG dan TKB.
Dengan penuh percaya diri, para Polisi Kebersihan menjalankan tanggung jawab yang diberikan. Mereka mengenakan rompi identitas Polisi Kebersihan, membawa spidol dan daftar cek untuk menuliskan penilaian. Sebelum memasuki kelas, mereka pun menunjukkan sikap sopan dengan mengucapkan salam, dan memperkenalkan diri.
“Assalammu’alaikum, may I come in? Kami adalah Polisi Kebersihan yang akan memeriksa kebersihan dan kerapian kelas.”
Sapaan itu membuat teman-teman di kelas tersenyum malu-malu, ada yang langsung merapikan meja, ada juga yang buru-buru menaruh buku yang masih tercecer. Suasananya jadi hangat sekaligus lucu.
Saat melakukan pengecekan, para Polisi Kebersihan tampak sangat serius. Ada yang jongkok memperhatikan rak sepatu, ada yang meneliti loker sambil berbisik, “Eh, ini kok tasnya keluar sedikit ya?” Bahkan ada yang berkata dengan polos, “Wah, lantainya bersih banget, kayak di rumah habis dipel!”
Penilaian diberikan melalui gambar smile yang bisa mereka warnai. Jika kelas terlihat bersih dan rapi, mereka memberikan tiga smile. Jika masih ada kekurangan, maka penilaian bisa turun menjadi dua atau bahkan satu smile saja. Setelah semua indikator diperiksa, mereka menghitung skor akhir untuk masing-masing kelas dengan penuh semangat.
Kegiatan ini berlangsung dengan seru dan penuh antusias. Anak-anak yang menjadi Polisi Kebersihan tampak bangga menjalankan perannya, seakan-akan mereka benar-benar sedang bertugas seperti polisi sungguhan. Dari kegiatan ini, mereka belajar banyak hal berharga: disiplin menjaga kebersihan, menilai dengan jujur dan objektif, serta menyampaikan penilaian dengan sopan. Selain itu, anak-anak juga dilatih untuk percaya diri, bekerja sama dalam tim, serta memahami pentingnya menjaga lingkungan agar tetap nyaman.
Melalui pengalaman nyata ini, anak-anak tidak hanya mengenal konsep kebersihan, tetapi juga belajar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi Polisi Kebersihan bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan sebuah proses belajar yang menyenangkan, penuh makna, dan membentuk karakter peduli sejak dini.
Oleh: Ine Agustiyani

